Materi Kunci Jawaban Kelas 4 PAI Halaman 115 Pelajaran 10 Kisah Keteladanan Wali Songoh adalah rangkuman materi dan kunci jawaban Pendidikan Agama dan Budi Pekerti PAI Kelas 4 Sekolah Dasar (SD/MI). Materi Kunci Jawaban Kelas 4 PAI Halaman 115 Pelajaran 10 Kisah Keteladanan Wali Songo dibuat dengan mengutip Buku Kurikulum 2013 Pegangan siswa revisi terbaru.
 |
Materi Kunci Jawaban Kelas 4 PAI Halaman 115 Pelajaran 10 Kisah Keteladanan Wali Songo |
Materi Kunci Jawaban Kelas 4 PAI Halaman 115 Pelajaran 10 Kisah Keteladanan Wali Songoh ini memiliki keunggulan pada penjelasan materi yang sanggat lengkap dan kompetitif. Langsung saja berikut kami bagikan Materi Kunci Jawaban Kelas 4 PAI Halaman 115 Pelajaran 10 Kisah Keteladanan Wali Songoh.
Materi Kunci Jawaban Kelas 4 PAI Halaman 115 Pelajaran 10 Kisah Keteladanan Wali Songoh
Amati dan ceritakan gambar berikut!
 |
Materi Kunci Jawaban Kelas 4 PAI Halaman 115 Pelajaran 10 |
Assalamu’alaikumAnak-anak, apa yang kalian ketahui tentang wali Allah? Siapakah
mereka? Apa saja keistimewaan mereka?
Wali Allah di dunia ini jumlahnya banyak, tetapi dalam pelajaran
ini yang akan kita pelajari hanyalah Wali Songo. Untuk mengetahui
siapa para wali Allah itu dan apa saja yang menjadi kisah teladan dari
Wali Songo kalian dapat menyimaknya pada pelajaran ini. Semoga
kalian bisa mengambil hikmahnya.
A Siapakah Wali Allah itu?
Al-Qur’an menjelaskan bahwa wali Allah adalah orang yang beriman
dan bertakwa. Di samping melakukan hal-hal yang wajib, para wali
Allah senantiasa melakukan hal-hal yang sunah serta menjauhi hal-hal
yang makruh.
Bagaimanakah keimanan wali Allah? Apa saja keutamaan
mereka? Untuk mengetahuinya, marilah kita ikuti penjelasan berikut
ini.
1. Keimanan Wali Allah
Keimanan yang dimiliki wali Allah tidak dicampuri oleh
kesyirikan. Mereka tidak mengakui kekuatan lain, misalnya batu, keris,
tombak, senapan, dan lain-lain yang merupakan perbuatan syirik.
2. Ketakwaan Wali Allah
Keimanan para wali Allah tidak sekadar pengakuan, tetapi
keimanan mereka menghasilkan ketakwaan. Mereka melakukan apa
yang diperintah oleh Allah dan menjauhi apa yang dilarang-Nya.
Mereka tidak hanya melakukan hal-hal yang diwajibkan agama, tetapi
juga menjalankan amalan-amalan sunah. Mereka menghindari perkara
yang makruh dan menjauhi perkara yang diharamkan Allah.
B. Kisah Teladan Wali Songo
Anak-anak, gambar masjid di atas merupakan salah satu peninggalan
yang terkenal dari salah seorang Wali Songo, yaitu Sunan Kudus. Oleh
karena itu, masjid tersebut dinamai “Masjid Menara Kudus.” untuk
lebih mengenal tentang siapa Wali Songo itu dan kisah teladan apa yang
dapat diambil dari mereka, kalian dapat mempelajari penjelasan berikut
ini.
1. Sunan Gresik (Maulana Malik Ibrahim)
Maulana Malik Ibrahim disebut juga
Sunan Gresik atau Sunan Tandhes. Ia lahir di
Samarkand, Asia Tengah dan wafat di Desa
Gapura, Gresik, Jawa Timur.
Kisah keteladanannya adalah semangatnya mendakwahkan Islam. Sunan Gresik
banyak membela rakyat (Jawa) yang tertindas
oleh Majapahit. Ia juga mengajarkan caracara baru bercocok tanam.
2. Sunan Ampel (Raden Rahmat)
Sunan Ampel atau Raden Rahmat
dianggap sebagai sesepuh oleh para wali
lainnya. Makam Sunan Ampel terletak di
dekat Masjid Ampel, Surabaya.
Kisah keteladanan yang menarik adalah
ketika Sunan Ampel berdakwah kepada
Prabu Brawijaya. Meskipun akhirnya tidak
memeluk agama Islam, Prabu Brawijaya
terkesan dengan ajaran agama Islam sebagai
ajaran budi pekerti yang mulia. Sunan Ampel
mengajarkan falsafah Moh Limo (5M). Yang dimaksud dengan Moh
Limo adalah tidak mau melakukan lima perbuatan tercela, yaitu:
- main (berjudi)
- ngombe (mabuk-mabukan)
- maling (mencuri)
- madat (menghisap candu atau ganja)
- madon (berzina)
3. Sunan Bonang (Makhdum Ibrahim)
Sunan Bonang adalah putra Sunan Ampel
dan sekaligus muridnya. Ia wafat pada tahun
1525.
Kisah keteladanannya adalah cara
berdakwahnya yang bijak. Sunan Bonang
sering menggunakan kesenian rakyat untuk
menarik simpati mereka. Ia memasukkan alat
musik bonang pada seperangkat alat musik
gamelan. Oleh karena itu, ia dikenal dengan
sebutan Sunan Bonang. Sunan Bonang juga
penggubah Suluk Wijil dan Tembang Tombo
Ati.
4. Sunan Drajat
Sunan Drajat juga putra Sunan
Ampel. Ia diperkirakan wafat pada
1522. Pesantren Sunan Drajat dijalankan
di Desa Drajat, Kecamatan Paciran,
Lamongan, Jawa Timur.
Kisah keteladanannya adalah
cara dakwahnya yang menekankan
keteladanan dalam hal perilaku yang
terpuji, kedermawanan, kerja keras, dan
peningkatan kemakmuran masyarakat
sebagai pengamalan agama Islam. Sunan Drajat juga berdakwah melalui
kesenian. Tembang Macapat Pangkur disebut sebagai ciptaannya.
5. Sunan Kudus
Sunan Kudus adalah putra Sunan
Ngudung atau Raden Usman Haji.
Ia memiliki peran yang besar dalam
pemerintahan Kesultanan Demak. Ia
menduduki posisi sebagai panglima
perang, penasihat Sultan Demak, dan
hakim peradilan negara.
Sunan Kudus banyak berdakwah di
kalangan kaum penguasa dan priyayi
Jawa. Di antara yang pernah menjadi muridnya adalah Sunan Prawata
penguasa Demak dan Arya Penangsang adipati Jipang Panolan. Salah
satu peninggalannya yang terkenal adalah Masjid Menara Kudus. Sunan
Kudus wafat pada tahun 1550.
6. Sunan Giri
Sunan Giri adalah putra Maulana
Ishaq. Ia termasuk murid Sunan Ampel
dan seperguruan dengan Sunan Bonang.
Salah satu keturunannya adalah Sunan Giri
Prapen yang menyebarkan agama Islam ke
wilayah Lombok dan Bima.
Sunan Giri sangat berjasa mendakwahkan Islam di Jawa bahkan
sampai ke wilayah timur Indonesia. Ia pernah menjadi hakim dalam
perkara Syeh Siti Jenar. Ia pun juga berdakwah melalui kesenian.
Tembang Islami untuk dolanan anak-anak diciptakannya, seperti
Jamuran, Jithungan dan Delikan.
7. Sunan Kalijaga (Raden Said)
Sunan Kalijaga adalah putra Adipati
Tuban yang bernama Tumenggung
Wilatikta atau Raden Sahur atau Sayyid
Ahmad bin Mansur (Syekh Subakir). Ia
adalah murid Sunan Bonang.
Sunan Kalijaga juga menggunakan
kesenian dan kebudayaan sebagai sarana
untuk berdakwah, seperti wayang kulit
dan tembang suluk. Tembang suluk Ilirilir dan Gundul-gundul Pacul juga dianggap sebagai hasil karyanya.
8. Sunan Muria (Raden Umar Said)
Sunan Muria atau Raden Umar Said
adalah putra Sunan Kalijaga. Ia adalah
adik ipar Sunan Kudus. Tempat tinggalnya
di Gunung Muria yang letaknya di sebelah
utara kota Kudus, Jawa Tengah.
Seperti ayahnya, Sunan Kalijaga, ia
berdakwah dengan cara lembut. Kesenian
gamelan dan wayang tetap digunakannya
sebagai alat berdakwah. Sunan Muria
menciptakan tembang Sinom dan Kinanti. Sasaran dakwahnya, para
pedagang, nelayan, pelaut, dan rakyat jelata.
9. Sunan Gunung Jati (Syarif Hidayatullah)
Sunan Gunung Jati atau Syarif
Hidayatullah adalah putra Syarif Abdullah
Umdatuddin. Ia berjasa mengembangkan
Cirebon sebagai pusat dakwah dan
pemerintahannya yang kemudian menjadi
Kesultanan Cirebon. Anaknya yang
bernama Maulana Hasanuddin juga
berhasil mengembangkan kekuasaan dan
menyebarkan agama Islam di Banten
sehingga kemudian menjadi Kesultanan
Banten.
Sunan Gunung Jati memberikan keteladanan yang baik dalam
bekerja. Ia sering ikut bermusyawarah dengan para wali lainnya di
Masjid Demak. Pada pembangunan Masjid Agung Sang Ciptarasa
(1480), Sunan Gunung Jati melibatkan banyak pihak, termasuk para
wali lainnya dan sejumlah tenaga ahli yang dikirim oleh Raden Patah.
Demikianlah Materi Kunci Jawaban Kelas 4 PAI Halaman 115 Pelajaran 10 Kisah Keteladanan Wali Songo. Sedangkan untuk kunci jawabannya Berikut kami bagikan Linknya
Baca Juga
Kunci Jawaban PAI Kelas 4 Halaman 115
Demikianlah Materi Kunci Jawaban Kelas 4 PAI Halaman 115 Pelajaran 10 Kisah Keteladanan Wali Songo. Tidak sependapat dengan kunci jawaban ini adalah hal yang wajar, dikarenakan soal-soal yang di tawarkan adalah soal-soal terbuka.
Terima kasih
Posting Komentar untuk "Materi Kunci Jawaban Kelas 4 PAI Halaman 115 Pelajaran 10 Kisah Keteladanan Wali Songo"